Guruh atau geledek atau orang jawa biasa menyebutnya dengan geluduk adalah sebuah kata yang diperuntukkan untuk menggambarkan gelombang kejut suara yang terjadi akibat pemanasan dan pemuaian udara yang sangat cepat pada waktu dilalui oleh tangkapan kilat.
Penyebab terjadinya guruh
itu sendiri karena tangkapan/sambaran kilat tersebut mengakibatkan
udara berubah menjadi gas dengan bagian tertentu dari partikel
terionisasi (plasma) yang kemudian meledak.
Fenomena alam ini terjadi pada waktu bersamaan dengan terjadinya petir.
Meskipun sebenarnya terjadi secara bersamaan, namun cahaya kilat akan
terlihat terlebih dahulu daripada suara guruh. Hal ini disebabkan,
karena cahaya lebih cepat merambat daripada suara. Kecepatan cahaya =
186.000 mil/299.338 km/detik, sedangan kecepatan suara = 700 mil/1.126
km/jam (tergantung kelembapan, temperatur serta tekanan udara).
Teori Tentang Terjadinya Guruh
Teori pertama yang ada dan dikemukakan
oleh Aristoteles, seorang filsuf Yunani. Ia mengemukakan, guruh
disebabkan oleh awan yang bertabrakan. Penyebab terjadinya guruh telah
menjadi subjek spekulasi dan penelitiaan ilmiah pada abad ketiga Masehi,
kemudian muncul berbagai teori-teori lain mengenai terjadinya guruh.
Namun, sekitar pada abad 20, diperoleh kesepakatan dari berbagai spekulasi ilmu pengetahuan dan pendapat penelitian ilmiah, terjadinya guruh
diakibatkan gelombang kejut suara yang terjadi akibat pemanasan dan
pemuaian udara yang sangat cepat pada waktu dilalui oleh tangkapan
kilat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar